Seminar PKK IFTK Ledalero, Toni Mbukut: Media Sosial Menyebabkan Generasi Muda Mengalami Disorientasi Diri

By | May 6, 2023


OLEH: Antonius Mbukut

Dosen di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

Menurut laporan We Are Social seperti dikutip detikinet.com, jumlah pengguna media sosial di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 167 juta atau 60,4% dari total populasi. Pada tahun 2017 total pengguna media sosial di Indonesia mencapai 97 juta pengguna. Dengan demikian, selama enam tahun, pengguna media sosial di Indonesia meningkat sebanyak 70 juta pengguna atau 67,9% dari total pengguna di tahun 2017.

Mayoritas pengguna media sosial di Indonesia adalah anak muda. Yang tergolong generasi muda adalah mereka yang lahir pada tahun 1981-1994, 1995-2010 dan 2011 ke atas. Kelompok yang lahir pada periode 1981-1994 disebut generasi Y. Sedangkan kelompok yang lahir pada periode 1995-2010 disebut generasi z. Sedangkan kelompok yang lahir pada tahun 2011 ke atas disebut dengan generasi alfa.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak muda adalah para peselancar aktif di media sosial. Wilga Secsio Ratsja Putri, dkk mencoba menunjukkan dampak positif dan negatif penggunaan media sosial bagi kaum muda. Menurut laporan mereka, dampak positif media sosial bagi remaja antara lain; dapat mempromosikan barang dagangan dengan murah, memperluas jaringan pertemanan, menjadi media komunikasi yang mudah, mencari informasi dengan cepat, tempat berbagi foto dan informasi.


Sedangkan dampak negatif media sosial antara lain; mengganggu kegiatan belajar, sarana penipuan, dan mengganggu komunikasi keluarga. Sementara itu, Bambang Arianto mengungkapkan dampak positif penggunaan media sosial adalah generasi muda lebih terbuka untuk berkomunikasi dengan dunia luar meski pada kenyataannya yang bersangkutan tergolong introvert. Sedangkan dampak negatifnya adalah merebaknya fenomena perundungan (bullying) di kalangan generasi muda.

Penulis juga menemukan fenomena lain yaitu fenomena disorientasi diri di kalangan generasi muda. Kaum muda cenderung merasa sulit untuk membuat pilihan bagi diri mereka sendiri. Sebaliknya, mereka bergantung pada tren yang disajikan oleh media sosial. Yang dipilih misalnya tergantung berapa like dan komentar di media sosial atau tergantung review orang di media sosial.

Tulisan ini berusaha menjelaskan proses media sosial mempengaruhi orientasi diri generasi muda Indonesia. Oleh karena itu, pertanyaan kunci dalam tulisan ini adalah bagaimana pengaruh media sosial terhadap orientasi diri generasi muda Indonesia? Penulis akan menjawab pertanyaan ini dari perspektif pemikiran Yuval Noah Harari.

Apa itu media sosial?

Media sosial adalah media berbasis online yang memungkinkan orang untuk berpartisipasi, berbagi, dan menjalin komunikasi dengan siapa saja di seluruh dunia dengan cepat dan mudah. Jejaring sosial berbasis online ini mulai berkembang setelah munculnya teknologi Web 2.0 pada tahun 2004 yang membuat kecepatan akses internet semakin tinggi. Aplikasi media sosial yang pertama kali muncul adalah MySpace (2003) dan Facebook (2004). Konsep utama dalam jejaring sosial berbasis online ini adalah orang membuat halaman web mereka sendiri dan kemudian menghubungkannya dengan orang lain, memungkinkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar informasi secara virtual.

Seiring berjalannya waktu, aplikasi media sosial semakin menjamur di dunia maya. Munculnya media sosial tidak terlepas dari perkembangan teknologi internet. Semakin hari kecepatan akses internet semakin meningkat dan jumlah pengguna internet secara global maupun nasional terus meningkat. Berdasarkan laporan dari We Are Social dan Hootsuite, total pengguna internet global per Januari 2023 berjumlah 5,16 miliar orang atau 64,4% dari populasi global sebanyak 8,01 miliar orang.

Pada tahun 2022 jumlah pengguna internet global akan menjadi 5,1 miliar orang. Dengan demikian jumlah pengguna internet pada tahun 2023 akan meningkat sebesar 1,9% dari tahun sebelumnya. Jumlah pengguna internet secara nasional juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan, total pengguna internet di Indonesia pada awal tahun 2023 mencapai 215.626.156 orang atau 78,19% dari total penduduk Indonesia.

Peningkatan ini melonjak sejak merebaknya pandemi COVID-19 yang mengharuskan masyarakat bekerja dari rumah (work from home). Akses internet semakin dipermudah dengan semakin canggihnya perkembangan telepon genggam (Handphone/HP). Dua dekade lalu, HP hanya digunakan untuk menelpon dan mengirim SMS (Short Message Service). Namun kini HP digunakan untuk mengakses berbagai aplikasi. Dari 215 juta pengguna internet di Indonesia, 98,3% mengakses internet menggunakan ponsel. Sedangkan untuk durasi waktu mengakses internet, rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu 7 jam 42 menit dalam sehari. Dengan demikian 98,3% dari 215 juta pengguna internet di Indonesia menghabiskan rata-rata 7 jam 42 menit sehari menggunakan ponsel. Kemudahan akses internet dan kecanggihan ponsel juga berjalan beriringan dengan munculnya berbagai aplikasi media sosial.

Banyak sekali aplikasi media sosial dengan keunikan dan kelebihannya masing-masing. Berdasarkan laporan dari We Are Social, aplikasi Facebook merupakan platform media sosial dengan pengguna aktif terbanyak di dunia. Aplikasi Facebook per Januari 2023 memiliki 2,9 miliar pengguna aktif. Sementara platform media sosial lain setelah Facebook adalah YouTube dengan pengguna aktif mencapai 2,2 miliar. WhatsApp dan Instagram bersaudara dengan Facebook dan keduanya memiliki 2 miliar pengguna aktif di dunia. Sementara itu, platform TikTok yang akhir-akhir ini digandrungi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, memiliki 1,051 miliar pengguna aktif di seluruh dunia.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *