Kenaikan kelas merupakan salah satu implikasi tercapainya tujuan pembelajaran. Keputusan untuk menaikkan nilai cukup memprihatinkan di akhir tahun pelajaran. Guru harus memutuskan apakah siswa dapat melanjutkan ke kelas berikutnya atau mengulang di kelas yang sama.
Menginap Kelas / Tidak Upgrade adalah Kebijakan yang Tidak Efisien
Keputusan untuk tidak menambah kelas ternyata berdampak luas bagi siswa. Tinggal di kelas tidak memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, bahkan cenderung berdampak negatif bagi siswa.
hasil survei PISA 2018 menunjukkan. Mengulangi mata pelajaran yang sama dalam 1 tahun tidak membuat siswa memiliki kemampuan akademik yang setara dengan teman sebayanya, bahkan lebih rendah. Selain itu, tinggal di kelas membebani secara ekonomi sehingga rentan putus sekolah
Kebijakan tidak dipromosikan adalah kebijakan yang tidak efisien dalam banyak hal
- Dalam hal kompetensi siswa
- Aspek Psikologis
- dan ekonomi
Pertimbangkan untuk Tidak Mengupgrade
Mengingat besarnya dampak tidak masuk kelas bagi siswa sebaiknya menjadi pilihan terakhir.
Namun keputusan kenaikan nilai tidak diambil atas dasar kasihan, kesulitan administrasi, kesulitan mengkomunikasikan hasil belajar kepada orang tua.
Pertimbangan kenaikan kelas diambil dari hasil belajar dan tindak lanjut pembelajaran. Pendidik perlu melakukan antisipasi selama proses pembelajaran
- memantau dan segera mengkomunikasikan permasalahan yang dihadapi kepada pihak-pihak terkait
- menggunakan refleksi dan umpan balik untuk mengidentifikasi dan menentukan strategi untuk membantu siswa
Jika Siswa Tidak Memenuhi Prestasi Belajar
Jika siswa pada akhir tahun pelajaran masih belum dapat memenuhi hasil belajar. Pendidik harus memahami kebutuhan belajar siswa merupakan pertimbangan utama. bisa jadi mengulang semua mata pelajaran selama 1 tahun penuh bukanlah kebutuhan belajar siswa. siswa membutuhkan dukungan untuk mencapai tujuan pembelajaran
- memerlukan pendekatan/strategi pembelajaran yang berbeda,
- pendampingan studi yang lebih intensif,
- waktu sedikit lebih lama.
Sekolah Tidak Bisa Menaikkan Nilai di Kurikulum Merdeka Jika!!
Hanya dalam kasus luar biasa, satuan pendidikan dapat memutuskan siswa untuk tidak mengikuti kelas.
Keputusan untuk tidak masuk kelas bagi siswa harus didiskusikan selama proses pembelajaran dengan orang tua, siswa dan pihak sekolah. agar keputusan yang diambil tidak tiba-tiba pada akhir tahun pelajaran.
Kriteria Kenaikan Kelas Kurikulum Medeka
Mereka yang menentukan kriteria kenaikan kelas dalam kurikulum sekolah mandiri memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri kriteria kenaikan kelas dengan mengacu pada
- laporan kemajuan belajar
- ekstrakurikuler
- prestasi lainnya
Penilaian pencapaian hasil diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar siswa dengan Kriteria Pencapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
Kemajuan Kelas dari Fase yang Sama
Dalam Kurikulum Mandiri, ada penggunaan tahapan dalam hasil belajar. Lalu bagaimana mekanisme kenaikan kelas pada fase yang sama.
Kenaikan Kelas Dalam Satu Tahap Otomatis
Siswa yang belum mencapai seluruh TP/tujuan pembelajaran atau Kriteria Pencapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP), dapat melanjutkan pembelajaran ke jenjang berikutnya. namun perlu ditindaklanjuti dengan perlakuan khusus untuk mencapainya. salah satu caranya adalah dengan memberikan bantuan tambahan untuk TP yang belum terjangkau pada jenjang selanjutnya oleh guru di kelas.
Menulis rapor siswa jika ada tujuan pembelajaran yang tidak tercapai sampai waktu kenaikan kelas, Rapor berisi nilai aktual yang dicapai. dan ditambahkan ke deskripsi. Masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Hal ini perlu dikomunikasikan dengan baik antara pendidik, orang tua, dan pihak sekolah.
Kemajuan Kelas dalam Dua Fase Berbeda
Mekanisme kenaikan kelas dalam dua fase berbeda. Pendidik di sekolah diharapkan segera menangani kendala yang dihadapi siswa. dengan mengkomunikasikan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejak dini kepada siswa, orang tua dan kepala sekolah.
Pendidik mencari cara alternatif yang dapat mendukung siswa untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Dengan cara ini kendala yang dihadapi dapat diketahui lebih awal dan segera teratasi, sehingga proses kenaikan kelas berjalan dengan lancar.
Jika kenaikan kelas terjadi pada fase yang berbeda, jika ada siswa yang belum mencapai TP/Tujuan Pembelajaran, maka pendidik pada fase sebelumnya perlu mengkomunikasikannya kepada pendidik pada fase berikutnya.