Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi ?

By | May 10, 2023


pusatdapodik.com – Penjelasan tentang pembelajaran yang dibedakan.

Hallo sobat kherysuryawan selamat berjumpa kembali di website pendidikan dimana pada kesempatan kali ini admin akan memberikan penjelasan tentang apa itu belajar berdiferensiasi sehingga para guru yang masih belum mengerti belajar berdiferensiasi dapat mengetahui arti belajar berdiferensiasi dengan membaca postingan ini.

Sebagai seorang guru, Anda harus bisa menjadi pembimbing dan guru yang baik bagi siswa Anda. Nah salah satu pembelajaran yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa adalah dengan melakukan pembelajaran diferensiasi.

Berikut penjelasan mengenai apa itu belajar berdiferensiasi:

Pembelajaran Diferensiasi adalah upaya guru menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individual siswa. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk menanggapi kebutuhan belajar siswa.

Perlu dicatat bahwa menerapkan pembelajaran yang dibedakan tidak berarti bahwa guru harus mengajar 32 cara berbeda untuk mengajar 32 siswa. Juga tidak berarti bahwa guru harus menambah jumlah soal untuk siswa yang bekerja lebih cepat dari yang lain. Pembelajaran yang dibedakan juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pandai dengan yang pandai dan yang kurang dengan yang kurang. Juga bukan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran yang berdiferensiasi bukanlah proses belajar yang kacau balau, di mana guru kemudian harus membuat beberapa RPP sekaligus, di mana guru harus berlarian untuk membantu orang A, orang B, atau orang C secara bersamaan. TIDAK.

Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau manusia super yang bisa berkeliling ke tempat yang berbeda pada waktu yang sama dan menyelesaikan semua masalah.

Jadi seperti apa sebenarnya pembelajaran yang dibedakan itu?

Pembelajaran yang dibedakan adalah serangkaian keputusan akal sehat yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan siswa. Keputusan yang diambil berkaitan dengan:

1.
Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang jelas.

Bukan hanya guru yang harus jelas dengan tujuan pembelajaran, tetapi juga siswa.

2.
Bagaimana guru merespon atau menanggapi kebutuhan belajar siswanya.

Bagaimana dia akan menyesuaikan rencana pelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa. Misalnya, apakah dia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan tugas serta penilaian yang berbeda.

3.
Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengajak” siswa untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian pastikan juga setiap siswa di kelas mengetahui bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka selama proses belajarnya.

4.
Manajemen kelas yang efektif.

Bagaimana guru membuat prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, tetapi juga struktur yang jelas, sehingga meskipun melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan efektif.

5.
Penilaian berkelanjutan.

Bagaimana guru menggunakan informasi yang diperoleh dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan siswa mana yang masih tertinggal, atau sebaliknya siswa mana yang sudah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pembelajaran yang berbeda harus berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa dan bagaimana guru menanggapi kebutuhan belajar tersebut.

Untuk lebih memahami tentang pembelajaran berdiferensiasi, simak cerita di bawah ini:

Ibu Ainun adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah siswa 32 orang. Saat ini dia mengajar materi perkalian. Ketika diberi tugas memecahkan masalah perkalian, Di antara 32 siswa di kelasnya, Bu Ainun melihat ada 3 siswa yang selesai pertama. Karena tidak ingin ketiga anaknya ini tidak ada tugas dan malah mengganggu siswa lainnya, akhirnya dia memberikan lembar kerja tambahan untuk ketiga anaknya. Jadi jika anak yang lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka untuk 3 anak Bu Ainun memberikan 25 soal perkalian.

Menurut cerita di atas, apakah Ibu Ainun melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi?

Berikut penjelasannya:

Keputusan Bu Ainun untuk memberikan soal yang sama kepada ketiga siswa yang selesai lebih dulu tidak bisa disebut pembelajaran pembeda. Pertama, karena pertanyaan tambahan diberikan dengan tujuan agar ketiga anak itu tidak mengganggu temannya yang belum selesai. Kedua, ketiga siswa tersebut mungkin membutuhkan tingkat kerumitan yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.

Oleh karena itu, Ibu Ainun perlu memberikan perhatian yang lebih komprehensif terhadap kebutuhan belajar anak didiknya, sehingga dapat lebih tepat merespon kebutuhan belajar anak didiknya.

Demikian penjelasan mengenai pembelajaran berdiferensiasi, semoga apa yang telah dipaparkan di atas dapat menambah wawasan pengetahuan guru dalam memahami lebih mendalam tentang apa itu pembelajaran berdiferensiasi sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas/sekolah guru dapat mengetahui bagaimana menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. sedang belajar.

Itu saja dan semoga bermanfaat.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *